http://cetak.kompas.com/read/2012/12/22/06065011/periksa.gangguan.radar.bandara
PENERBANGAN
Periksa Gangguan Radar Bandara
Jakarta , Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dilakukan investigasi atas tidak berfungsinya radar di Bandar Udara Soekarno-Hatta, 16 Desember lalu, akibat kerusakan perangkat uninterruptible power supply.
”Kejadian seperti itu tidak boleh dianggap sebagai peristiwa biasa. Perlu dilakukan investigasi secara saksama mengingat kejadian seperti itu bukanlah yang pertama kali terjadi. Apalagi kerusakan UPS ( uninterruptible power supply) yang terjadi, Minggu lalu, dapat berakibat sangat serius,” kata Yudhoyono sejenak setelah tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma dari kunjungan ke Malaysia dan India , 18-21 Desember 2012.
Bukan hanya itu, Yudhoyono pun meminta agar yang bertanggung jawab atas kerusakan itu harus ditindak. Membiarkan kerusakan perangkat dalam waktu lama adalah kelalaian, dan itu harus ditindak tegas.
Yudhoyono menggarisbawahi perlunya pengambilan langkah- langkah pencegahan agar kejadian sama tidak terjadi lagi pada masa mendatang.
Sementara itu Menteri Perhubungan EE Mangindaan, seusai peluncuran sistem persinyalan kereta api berbasis komputer di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/12), menegaskan bahwa pengamanan sistem operasi radar di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta , butuh perbaikan.
Menurut Mangindaan, penggantian teknologi sistem pemanduan otomatis lalu lintas udara dan cadangan sumber listrik yang lebih stabil mutlak diperlukan. Hal itu untuk menghindari potensi kekacauan lalu lintas udara seperti terjadi beberapa hari lalu.
”Harapannya, sistem pengamanan terbaru bisa secepatnya beroperasi sehingga pengamanan radar lebih baik,” ucapnya.
Akibat terbakarnya perangkat suplai daya bebas gangguan, sistem pemanduan otomatis JAATS (Jakarta Automated Air Traffic System) tidak berfungsi selama 15 menit. Puluhan jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Soekarno Hatta terpaksa ditunda atau kembali ke bandara keberangkatan.
Menurut Mangindaan, sistem pemanduan otomatis bandara sedikitnya harus tiga lapis. ”Sistem ’ automatic controller’ paling tidak harus tiga lapis. Jika yang satu terhambat, ada satu lagi, dan terakhir manual. Manual pun harus siap,” katanya.
Kerusakan sistem radar juga dipicu tegangan listrik tak stabil. Untuk itu, pemerintah akan berupaya mencari alternatif sumber listrik yang lebih stabil, misalnya berbahan bakar surya dan gas.
Mangindaan juga menjelaskan, sistem kontrol berlapis harus diterapkan di bandara yang lalu lintasnya padat, seperti Jakarta , Makassar , dan Denpasar. Disinggung mengenai batas waktu maksimal untuk menangani gangguan radar, dia mengatakan, hal itu tergantung kepadatan penerbangan di setiap bandara. ”Kemarin gangguan 15 menit saja sudah kelabakan,” katanya.
· (JL/GRE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar